Kamis, 27 Maret 2014

Tak Seindah Bintang Malam


Sekilas dunia melihatmu. 
Sekilas desau angin menyambutmu.
Namun itu hanya sekilas, sekali memandang tanpa menoleh lagi.
Tak lagi melihat atau bahkan memperhatikan.

Menganggap itu hanya angin lalu.
Angin yang sekadar menyentuh tubuhmu.
Bagai daun layu yang terbang dibawa angin.
Diabaikan, dibuang, bahkan diinjak.


Tak ternilai bagai seonggok sampah dipojokan taman yang indah.
Mengabaikannya seolah-olah mereka tak ada.
Mereka merasakan tetapi mereka juga mengabaikannya.
Mereka melihat tetapi tak memperhatikan.


Harapan memang tak seindah bintang malam.
Walaupun tinggi bahkan tak terjangkau, mereka tetap indah.
Sekadar memandang pun membuat hati ikut tersenyum.
Bagai taburan berlian di malam yang kelam.


Penyejuk hati yang bahkan tak seorang pun dapat menyentuh.
Hati yang terkoyak oleh semua masalah yang datang.
Bagai hujan yang disertai guntur.
Tak hanya sekali, berkali-kali dan itu tetap menyakitan.

Rabu, 19 Maret 2014

Ketakutan

Semua orang pasti pernah merasakan takut. Begitu pun juga aku. Aku adalah seorang mahasiswa biasa di Universitas yang kata orang juga biasa. Menjalani kehidupan yang orang bilang, “Hidup itu gak mudah!”. Ya aku mulai merasakan itu. Tinggal di lingkungan yang jauh dari keluarga, seberang pulau. Jauh dari sanak saudara. Sendiri. Namun ini adalah pilihan. Pilihan dari hati, keluarga serta ridho Allah yang mungkin yang terbaik untuk kita.

Mulai menjalani kehidupan kampus, masa-masa kuliah. Bertemu dengan orang-orang yang datang pergi sesuka hati. Menemukan orang-orang baru. Teman, sahabat maupun seseorang yang spesial. Merasa tidak sendiri. Setidaknya di lingkungan ini, kita tidak benar-benar sendiri. Masih banyak orang-orang yang menyayangi kita. Masih banyak orang yang peduli. Kadang kita tidak pernah sadari hal itu.

Ketika ada suatu masalah, pikiran-pikiran negatif selalu muncul. Ketakutan. Takut mereka tidak ada, mereka pergi, mereka tidak peduli, dan masih banyak lagi. Padahal kita lupa, mereka itu “keluarga”, mereka menyayangi kita. Kita tidak bisa selalu berharap seseorang untuk selalu menjadi apa yang kita inginkan. Menginginkan mereka seperti yang dulu, seperti kemarin. Kita tidak bisa menyalahkan mereka. Kenapa? Karena hidup selalu berubah, waktu selalu berjalan, detik, menit, jam, hari, bulan, maupun tahun, pelan tapi pasti akan kita lewati begitu pun juga mereka. Kita tidak bisa memaksa mereka tetap seperti yang dulu. Tapi kita harus percaya kalau mereka tetap orang-orang yang menyayangi kita. Mungkin tingkah laku mereka kadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi dibalik itu semua maksud dan tujuan mereka itu sebenarnya baik, kitanya saja yang kadang salah mengartikan itu semua.

Kita kadang lupa bahwa apa yang kita inginkan belum tentu apa yang kita butuhkan, apa yang kita takutkan belum tentu menakutkan. Kita terlalu takut karena mereka tidak lagi sama, tidak bukan mereka saja, kita pun juga tidak lagi sama. Pola pikir, pengetahuan maupun kedewasaan diri kita akan selalu berubah, berubah menjadi lebih baik. Namun sebagian diri kita takut akan perubahan itu. Memang perubahan tidak akan selamanya menjadi baik, ada kalanya perubahan itu juga dapat menjadi bumerang buat diri kita sendiri. Namun dengan adanya mereka, orang-orang yang menyayangi kita, yang peduli dengan kita, mereka pasti akan selalu mengingatkan apabila kita melakukan kesalahan. Sehingga perubahan itu dapat menjadi perubahan yang baik, perubahan untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

Lupakan ketakutanmu, maka kamu akan menaklukan dunia!

Bangun!

Ketika impianmu jatuh, apa yang akan kamu lakukan?

Ketika dunia tidak lagi berpihak padamu, apa yang akan kamu lakukan?

Ketika tidak ada satu orang pun di dunia yang memperhatikanmu, apa yang akan kamu lakukan?

Apa kamu akan diam?

Apa kamu akan menyerah?

Membiarkan semua seperti membiarkan air hujan turun membasahi bumi?

Membiarkan masalahmu terbang bersama angin?

Melupakan masalahmu seperti melupakan setumpuk materi pelajaran?

Namun apakah dirimu tidak merasa malu?

Merasa takut?

Kamu lupa! 

Kamu masih memiliki Allah yanga akan selalu disampingmu. Masih ada Allah yang akan memihakmu ketika dunia tak lagi berpaling padamu.

Allah Maha Melihat, Allah Maha Mendengar, dan Allah Maha Mengetahui apa yang umatnya lakukan.

Lalu mengapa kamu masih merasa takut? Merasa putus asa?

Kamu masih mempunyai kedua tangan yang dapat merubah dunia.

Kamu masih mempunyai kaki yang dapat membawa dirimu menghadapi semua.

Kamu masih mempunyai kedua mata yang masih dapat melihat semua keanugerahan di bumi ini.

Dan kamu masih mempunyai akal yang dengan ide-ide cerdasmu kamu dapat menaklukan dunia.

Wake up! Bangun! Jangan hanya berdiam diri, menunggu sesuatu yang tak pasti. Jangan mengharapkan seusatu yang jelas-jelas tidak akan kamu dapatkan. Mulai bergerak! Gunakan kedua tanganmu, kedua kakimu, kedua matamu, dan akalmu. Maka kamu pasti akan bisa meraih impianmu kembali, membuat dunia kembali melihatmu, membuat semua orang kembali memperhatikankanmu!

Membuat semua orang mengakui keberadaanmu!